Saat kau menjelma
Saat malam hendak menyingkir
mentari menguap dan aku yang
duduk
dirimu menjelma bisik yang
hanya aku dan Dia yang tahu.
Ketika Mentari menjadi
sangar
dan aku menjelma bebatuan
sungai
kau adalah alir yang
membungkam seribu kata
jangan kikis aku,sayang
biar aku yang menjadi batu
yang mencium punggungmu ketika kau lelah
bermain air yang terus
menghanyut bulir resah.
Ketika horizon menjadi
jingga
kamu menjadi siluet senja
dalam cahaya kamu hitam dan
aku angin sore
yang memelukmu saat kau
hitam namun hanya aku yang rasakan
kau tak bisa
Dan ketika bulan menjadi
penguasa
kau menjelma detik jam
memutar kenangan tanpa henti
bahkan saat aku hendak
mengakhiri mataku
saat lidah mendusta hati kau
semakin jelas
saat itulah aku selaksa
baterai jam yang sekarat.
Kemayoran, 21 februari 2016