Minggu, 19 November 2017

Lestarikan Bahasa Jelajah Sastra lewat Riung Sastra

Lestarikan Bahasa Jelajah Sastra lewat Riung Sastra
Oleh Rezza Budhi Prasetyo

                Jika anda melewati lorong sepanjang gedung S sampai gedung R Kampus A UNJ pada tanggal 23-27 Oktober 2017 anda akan disuguhi berbagai tulisan-tulisan kosakata bahasa Indonesia di dinding-dindingnya.
                Ya pada tanggal tersebut BEM Sastra Indonesia mengadakan acara Riung Sastra 2017. Tema acara tersebut adalah “Jelajah Sastra Lestarikan Bahasa”. Sesuai dengan tema, melestarikan bahasa Indonesia. maka Riung Sastra menyuguhi anda dengan pameran bahasa.
                Di pameran tersebut, mencantumkan kesalahan berbahasa di ruang publik. Kesalahan tersebut difoto lalu di betulkan kesalahannya. Salah satu contohnya adalah foto sebuah Plang bertuliskan “Pijet Urut.” Maka dalam pameran tersebut dijelaskan letak kesalahannya dimana kata Pijet tidak ada dalam KBBI melainkan pijat yang ada.
                Ada sekitar 15 foto yang ditampilkan pada pameran kesalahan berbahasa di muka publik. Selain pameran kesalahan, Riung Sastra juga memamerkan kata-kata yang sering salah pengejaan. Seperti kata teoritisseharusnya adalah teoretis. Kata-kata yang dipamerkan sekitar ada 30 kata. Termasuk kata Apotek, Silakan dll. Tentu hal ini membukakan pikiran masyarakat yang selama ini sering salah menuliskan ejaan pada kata-kata tersebut. Dan menumbuhkan minat berbahasa yang baik pula.
                Selain itu, Riung Sastra juga membuka bazar buku di depan gedung R. Bazar buku ini tidak hanya tentang buku-buku sastra namun juga buku-buku ilmu bahasa seperti buku Sintaksis, wacana, linguistik umum. Bahkan ada beberapa buku filsafat.
                Ya bazar buku tersebut juga sesuai dengan tema jelajah sastra. Tema tersebut juga terasa lewat lomba-lomba sastra seperti lomba menulis puisi, cerpen dan essai. Serta ada juga lomba baca puisi dan musikalisasi puisi.
                “Dengan adanya riung sastra diharapkan bisa membantu para Mahasiswa lebih mencintai sastra dan bahasa Indonesia” tutur salah seorang panitia Riung Sastra 2017.
                Mahasiswa UNJ pun menyambut positif acara tersebut dan banyak banyak dari mereka yang tergugah untuk berbahasa lebih baik lagi. Riung sastra ini diadakan untuk memperingati bulan bahasa di Indonesia yaitu bulan Oktober.
                Selain dari dekorasi, Riung Sastra 2017 juga mengundang pak Uuk Suhardi, yaitu seorang editor senior Tempo. BEM Sastra Indonesia bekerja sama dengan Tempo Institute mengadakan seminar dengan tema “Bedah Bahasa Indonesia Bersama Tempo” dan disesi kedua seminar ada Istiqomatul Hayati (koordinator Indoensiana) mengisi materi dengan tema “Ngeblog Asyik Bersama Indonesiana” seminar ini berlansung pada tanggal 25 Oktober 2017 dengan harga tiket yang sangat murah, hanya 5 ribu rupiah.
                Acara ini ditutup tanggal 27 Oktober dengan penampilan-penampilan dari perwakilan masing-masing angkata Sastra Indoensia.


                

ShareThis