Lestarikan
Bahasa Jelajah Sastra lewat Riung Sastra
Oleh
Rezza Budhi Prasetyo
Jika anda melewati lorong
sepanjang gedung S sampai gedung R Kampus A UNJ pada tanggal 23-27 Oktober 2017
anda akan disuguhi berbagai tulisan-tulisan kosakata bahasa Indonesia di
dinding-dindingnya.
Ya pada tanggal tersebut BEM
Sastra Indonesia mengadakan acara Riung Sastra 2017. Tema acara tersebut adalah
“Jelajah Sastra Lestarikan Bahasa”.
Sesuai dengan tema, melestarikan bahasa Indonesia. maka Riung Sastra menyuguhi
anda dengan pameran bahasa.
Di pameran tersebut,
mencantumkan kesalahan berbahasa di ruang publik. Kesalahan tersebut difoto
lalu di betulkan kesalahannya. Salah satu contohnya adalah foto sebuah Plang
bertuliskan “Pijet Urut.” Maka dalam pameran tersebut dijelaskan letak
kesalahannya dimana kata Pijet tidak ada dalam KBBI melainkan pijat yang ada.
Ada sekitar 15 foto yang
ditampilkan pada pameran kesalahan berbahasa di muka publik. Selain pameran
kesalahan, Riung Sastra juga memamerkan kata-kata yang sering salah pengejaan.
Seperti kata teoritisseharusnya
adalah teoretis. Kata-kata yang
dipamerkan sekitar ada 30 kata. Termasuk kata Apotek, Silakan dll. Tentu hal
ini membukakan pikiran masyarakat yang selama ini sering salah menuliskan ejaan
pada kata-kata tersebut. Dan menumbuhkan minat berbahasa yang baik pula.
Selain itu, Riung Sastra juga
membuka bazar buku di depan gedung R. Bazar buku ini tidak hanya tentang
buku-buku sastra namun juga buku-buku ilmu bahasa seperti buku Sintaksis,
wacana, linguistik umum. Bahkan ada beberapa buku filsafat.
Ya bazar buku tersebut juga
sesuai dengan tema jelajah sastra. Tema tersebut juga terasa lewat lomba-lomba
sastra seperti lomba menulis puisi, cerpen dan essai. Serta ada juga lomba baca
puisi dan musikalisasi puisi.
“Dengan adanya riung sastra
diharapkan bisa membantu para Mahasiswa lebih mencintai sastra dan bahasa
Indonesia” tutur salah seorang panitia Riung Sastra 2017.
Mahasiswa UNJ pun menyambut
positif acara tersebut dan banyak banyak dari mereka yang tergugah untuk
berbahasa lebih baik lagi. Riung sastra ini diadakan untuk memperingati bulan
bahasa di Indonesia yaitu bulan Oktober.
Selain dari dekorasi, Riung
Sastra 2017 juga mengundang pak Uuk Suhardi, yaitu seorang editor senior Tempo.
BEM Sastra Indonesia bekerja sama dengan Tempo Institute mengadakan seminar
dengan tema “Bedah Bahasa Indonesia
Bersama Tempo” dan disesi kedua seminar ada Istiqomatul Hayati (koordinator
Indoensiana) mengisi materi dengan tema “Ngeblog
Asyik Bersama Indonesiana” seminar ini berlansung pada tanggal 25 Oktober
2017 dengan harga tiket yang sangat murah, hanya 5 ribu rupiah.
Acara ini ditutup tanggal 27
Oktober dengan penampilan-penampilan dari perwakilan masing-masing angkata
Sastra Indoensia.
0 komentar:
Posting Komentar