Kamis, 16 Juni 2016

Fenomena kesalahan transliterasi dan penggunaan kata serapan di Indonesia

                 Halo kawan pembaca,  tidak terasa bulan Ramadan tinggal beberapa hari lagi. pasti kamu bakal sering mendapat pesan permohonan maaf dari teman-teman atau kerabatmu. Tapi sadar gak, kalo sebenarnya banyak kesalahan-kesalahan penulisan huruf Arab ke huruf latin dalam pesan-pesan tersebut. Ya, pengalihaksaraan tersebut seringkali salah dan tidak sesuai dengan Kamus Besar Bahasa Indonesia, pun dengan penggunaan kata serapan yang seringkali salah. Dan ternyata fenomena tersebut banyak sekali disekitar kita lho, mau tau apa aja? Mari kita lihat.


sumber
Elektronik merupakan salah satu kata serapan dari bahasa asing yang mengalami proses adaptasi ke bahasa indonesia. berasal dari Bahasa Inggris electronic menjadi elektronik.


"Dzuhur” pun begitu dengan kata dzuhur. Tidak ada konsonan gabungan Dz dalam PUEBI jadi seharusnya kata tersebut menjadi zuhur.



“Ramadhan”. Pasti banyak yang menggunakan kata-kata ini. apalagi saat bulan puasa. Sebenarnya kata ramadhan ini juga salah, karena dalam PUEBI tidak ada konsonan rangkap DH, oleh sebab itu dalam penyerapannya seharusnya menggunakan kata Ramadan.

Khilaf” sama dengan kata makhluk tadi. Karena tidak ada konsonan rangkap kh dalam bahasa Indonesia maka kata ini seharusnya yang benar menjadi kilaf. Kata ini juga merupakan berasal dari Bahasa Arab.


Sumber

Kata “sholat”. Kata sholat sering kali kita lihat di berbagai spanduk dan poster yang bertemakan Islami. Kata sholat ini diambil dari bahasa Arab. Kata Sholat, menurut PUEBI seharusnya adalah salat, karena  dalam Bahasa Indonesia tidak ada konsonan rangkap SH. Kata ini dalam penyerapannya mengalami proses adaptasi.

 lalu ada kata “Makhluk”, juga demikian. Kata ini juga mengalami kesalahan transliterasi. Kata makhluk ini berasal dari bahasa Arab dan mengalami proses adaptasi. Sehingga seharusnya menjadi mahluk. Dalam Bahasa Indonesia, tidak ada konsonan rangkap KH.



Sumber
Karena sebentar lagi lebaran, alangkah baiknya kita saling bermaaf-maafan. minal aidin wal faidzin. eits tunggu dulu, kayaknya ada yang salah deh. ya, dalam tatanan Bahasa Indonesia tidak ada gabungan konsonan Dz. sehingga seharusnya kata minal aidin wal faidzin menjadi minal aidin wal faizin. 


 “Hijab” kata ini sedang populer belakangan ini. sebenarnya tidak ada yang salah dalam penulisan katanya. Namun, alasan saya memasukannya disini adalah karena orang Indonesia banyak yang salah mengartikan kata hijab ini. banyak orang beranggapan kalau hijab berarti kerudung atau jilbab. Padahal bukan, dalam Bahasa Arab sendiri Hijab berarti pembatas. Orang yang berhijab berarti adalah orang yang membatasi dirinya, atau sudah tahu batas-batas bagaimana dia bergaul, berkumpul dengan sesamanya, dan sebagainya.


Lalu ada kata "jum’at". Kata-kata ini dulu sering digunakan namun akhirnya sudah jarang terlihat. Penggunaan kata jum’at . kata ini menurut PUEBI juga salah karena seharusnya tidak ada tanda (‘), sehingga seharusnya menjadi jumat.

Bahasa asing dalam proses penyerapannya kedalam bahasa Indonesia tidak mengalami proses yang asal. didalamnya harus mengalami berbagai proses agar bisa menjadi Bahasa Indonesia. proses perubahan huruf yang terjadi dalam bahasa asing ke Bahasa Indonesia semata-mata terjadi sebagai proses pengadaptasian.

sebenarnya masih banyak contoh-contoh lain dari kesalahan transliterasi dan penggunaan kata serapan dalam Bahasa Indonesia. Namun cukup segini dulu contoh-contohnya. semoga blog ini bisa bermanfaat bagi pembaca. jika ingin mengcopy sertakan link sumbernya ya, terimakasih sudah berkunjung.











1 komentar:

ShareThis